MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH/PESANTREN DENGAN
MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
M
A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Manajemen Pendidikan Islam "
Dosen Pengampu :
DR .Afiful Ikhwan,M.Pd.I
DR .Afiful Ikhwan,M.Pd.I
Oleh :
ENY MAHMUDAH
(2014471969)
RAHMATUL LAELI SHOLIKAH
(20144711007)
SULIKAH FISYENI
(20144711012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMMUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun
makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan
segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag .
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak AfifulIkhwan, M.Pd.I .
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya
dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka
menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan
positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi
butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi
seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Madrasah
merupakan suatu sistem sosial yang memperoleh input sumber daya (sumber
daya manusia, siswa financial dan lain-lain) dari lingkungan yang
selanjutnya diproses di madrasah dan akhirnya menghasilkan output yang
akan dikembalikan ke masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa madrasah merupakan
organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berkembang dan
mencapai kemajuan tanpa keterlibatan dari lingkungan. Madrasah merupakan
organisasi yang tidak terpisahkan dari lingkungan.
Madrasah
merupakan suatu organisasi, bahwa organisasi memperoleh input dari
lingkungan, melakukan proses transformasi kemudian menghasilkan output.
Model system seperti ini merupakan model sistem terbuka yang memandang
organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga tergantung pada organisasi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen?
2. Apa pengertianmanajemen hubungan madrasah dan masyarakat?
3. Apa perlunya hubungan madrasah
dengan masyarakat?
4. Sebutkan jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat?
5. Apa tujuan hubungan madrasah
dengan masyarakat?
6. Apa saja prinsip-prinsip hubungan madrasahdan masyarakat?
7. Sebutkan teknik-teknik hubungan madrasah dengan masyarakat?
8. Apa faktor-faktor yangmempengaruhi pelaksanaan manajemen
hubungan madrasahdengan masyarakat?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian
manajemen.
2. Untuk mengetahui pengertian
manajemen hubungan madrasah dan masyarakat.
3. Untuk mengetahuiperlunya hubungan madrasah dengan masyarakat.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat.
5. Untuk mengetahui tujuan
hubungan madrasah
dengan masyarakat.
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip hubungan madrasahdan masyarakat.
7. Untuk mengetahui teknik-teknik
hubungan madrasah dengan masyarakat.
8. Untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi pelaksanaan
manajemen hubungan madrasahdengan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner dalam bukunya yang berjudul Management
adalah prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[1]
B. Pengertian Manajemen
Hubungan Madrasahdan Masyarakat
Secara etimologis,
hubungan madrasah
dan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa inggris“Public School Relation”yang berarti
hubungan madrasah
dan masyarakat adalah sebagai hubungan timbalbalik antara organisasi (madrasah) dengan
masyarakat/lingkungan yang terkait.
Hubungan madrasah dan masyarakat
didefinisikan sebagai proses komunikasi antara madrasah dengan masyarakat untuk
berusaha menanamkan pengertian kepada
warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong
minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan madrasah.[2]
C.
Perlunya Hubungan Madrasah dengan Masyarakat
Dalam mewujudkan visi dan misi madrasah sesuai dengan paradigma baru
manajemen pendidikan, maka diperlukan revitalisasi hubungan madrasah
dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini penting karena madrasah
memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan,
sekaligus memerlukan dukungan dalam melaksanakan program tersebut.
Hubungan madrasah dengan masyarakat dimaksudkan untuk:
1.
Mengembangkan pemahaman
masyarakat terhadap madrasah.
2.
Menilai program
madrasah.
3.
Mempersatukan orang tua
murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik.
4.
Mengembangkan kesadaran
tentang pentingnya pendidikan madrasah dalam era globalisasi.
5.
Membangun dan
memelihara kepercayaan masyarakat terhadap madrasah.
6.
Memberitahu masyarakat
tentang pekerjaan madrasah.
D.
Jenis-Jenis Hubungan Madrasahdengan Masyarakat
Hubungan madrasah dengan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis
hubungan,yaitu:
1.
Hubungan Edukatif
Hubungan
edukatif adalah hubungan kerja sama antara madrasah dan masyarakat khususnya orang tua
siswa dalam hal mendidik siswa tersebut. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar
tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat
mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri siswa. Antara madrasah yang diwakili guru dan orang tua
tidak saling berbeda dan berselisih paham, baik tentang norma-norma etika
maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada siswa. Juga kerja sama
dalam usaha pemenuhan fasilitas yang diperlukan untuk belajar baik di madrasah maupun di rumah, pemecahan masalah
yang menyangkut kesulitan belajar maupun kenakalan anak-anak.
Pelaksanaan
program-program madrasah memerlukan
partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik. Masyarakat dan orang tua
tidak hanya mendukung melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite madrasah
dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat
meningkatkan kualitas madrasah.
Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk memberikan bantuan dan
pemikiran serta menjadi narasumber pada berbagai kegiatan peningkatan kualitas
pembelajaran di madrasah. Masyarakat dan orang tua juga secara aktif terlibat dalam
proses kontrol kualitas hasil belajar siswa dan pengelolaan madrasah secara umum.
Hubungan
ini dapat direalisasikan antara lain dalam bentuk komite madrasah. Dalam sistem Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)/Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), semua kebijakan dan program madrasah ditetapkan oleh komite madrasah yang merupakan lembaga yang
ditetapkan berdasarkan musyawarah dari para anggota yang terdiri dari wakil
pejabat pendidikan daerah, kepala madrasah, perwakilan guru, perwakilan orang
tua/wali siswa, perwakilan tokoh masyarakat setempat, pengusaha dan pejabat
daerah di mana madrasah
itu berada. Komite madrasah
inilah yang sangat berperan menetapkan segala kebijakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku di daerah mana madrasah itu berada. Komite madrasah juga merumuskan dan menetapkan
visi, misi dan tujuan madrasah
dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan madrasah
yang telah disepakati.
Hubungan
ini bisa pula direalisasikan dalam bentuk hubungan individual, yaitu dengan
melakukan kunjungan oleh guru ke rumah orang tua siswa atau sebaliknya. Atau
dapat pula dalam bentuk pertemuan antara guru-guru dengan para orang tua siswa
per kelas untuk mengadakan dialog terbuka mengenai permasalahan pendidikan yang
sedang dihadapi baik di madrasah maupun dalam keluarga.
2. Hubungan Kultural
Yang
dimaksud dengan hubungan kultural adalah usaha kerja sama antara madrasah dan masyarakat yang memungkinkan
adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat di mana madrasah itu berada. Hal ini berkaitan
dengan keberadaan madrasah
sebagai lembaga yang diharapkan dapat menjadi barometer bagi maju mundurnya
kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan sebagainya
dari masyarakat lingkungan madrasah tersebut. Bahkan madrasah diharapkan menjadi tempat terpencarnya norma-norma
kehidupan seperti norma agama, etika, sosial, estetika dan sebagainya.
Untuk itu
diperlukan adanya hubungan kerja sama yang fungsional antara kehidupan madrasah dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
kurikulum madrasah
pun sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Demikian pula dengan pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode
yang digunakan.
Oleh
karena itu, untuk mewujudkan hubungan kerja sama ini, madrasah dianjurkan untuk mengerahkan
siswanya dalam membantu
kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan masyarakat. Seperti gotong royong
bersama warga setempat dalam pembangunan jalan, perbaikan irigasi,
penyelenggaraan perayaan hari besar nasional dan keagamaan, maupun dengan
pementasan kesenian daerah. Madrasah juga diharuskan membantu menyediakan ruangan untuk
kepentingan rapat-rapat, perayaan-perayaan, dan kelompok-kelompok belajar yang
ada di masyarakat di sekitar madrasah tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti ini mengandung
pendidikan terhadap siswa untuk berpartisipasi dan turut bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungannya.
3.
Hubungan Institusional
Hubungan
institusional merupakan hubungan kerja sama antara madrasah dengan lembaga-lembaga atau
instansi-instansi resmi lainnya baik pemerintah maupun swasta, seperti hubungan
kerja sama antara madrasah
dengan madrasah
lainnya, antara madrasah
dengan kepala pemerintahan setempat, atau dengan perusahaan swasta dan
organisasi kemasyarakatan tertentu.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik
anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam golongan, status sosial dan pekerjaan sangat membutuhkan adanya
hubungan kerja sama seperti ini. Dengan adanya hubungan kerja sama ini, madrasah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga
tersebut baik berupa tenaga pengajar, pemberian ceramah tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan kurikulum, maupun bantuan berupa
fasilitas dan alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan program madrasah.
Realisasi
hubungan kerja sama ini seperti kerja sama madrasah dengan instansi kesehatan dalam
penyelenggaraan Unit Kesehatan Sekolah, kerja sama dengan pihak kepolisian
dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit masyarakat, kerja sama
dengan organisasi kepemudaan seperti Pramuka dalam usaha mengembangkan minat
dan bakat siswa, dan lain-lain.
Dengan
dilaksanakannya ketiga jenis hubungan madrasah dengan masyarakat tersebut, diharapkan madrasah tidak lagi selalu ketinggalan
dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang selalu berkembang. Apalagi dengan
perkembangan teknologi yang demikian pesat, jika madrasah tidak dapat mengikuti perkembangan
tersebut, maka madrasah
akan tercecer dan terisolasi dari masyarakat sehingga fungsinya akan lebih
sebagai “penjaraintelek” daripada lembaga pengembangan keilmuan. Adanya
hubungan madrasah
dengan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar yang berlaku di madrasah mengalami perubahan, dari proses
belajar dengan cara memberikan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru,
menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris
dan partisipatoris. Dalam proses ini madrasah tidak hanya memberikan pengetahuan
tentang pemecahan masalah, tetapi justru yang lebih penting adalah
mengidentifikasi, mengerti dan merumuskan kembali masalah tersebut. Siswa
dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di kehidupan masyarakat, dan dapat
mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan datang di mana mereka akan hidup
dan terlibat di dalamnya setelah mereka dewasa.[4]
E. Tujuan Hubungan
Madrasahdengan Masyarakat
Hubunganmadrasah dengan masyarakat merupakanbentuk komunikasieksternalyang
dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan
kelompok dan individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu
usaha-usaha pendidikan.
Tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat dapat ditinjau dari dua dimensi
yaitu kepentingan madrasah dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan
kepentingan madrasah, adalah bertujuan untuk:
1)
Memelihara kelangsungan
hidup madrasah.
2)
Meningkatkan mutu
pendidikan di madrasah.
3)
Memperlancarkegiatan
pembelajaran.
4)
Memperolehbantuan dan
dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan
program-program madrasah.
Sementara berdasarkan kebutuhan masyarakat adalah:
1)
Memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2)
Memperoleh kemajuan
madrasah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
3)
Menjamin relevansi program
madrasah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
4)
Memperoleh kembali
anggota-anggota masyarakat yang terampil, makin meningkat kemampuannya dan
ketakwaannya.[5]
Menurut
Elsbree dan McNally, berbagai tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat seperti
disebutkan di atas dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi tiga tujuan
pokok yaitu:
1.
Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
2.
Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan
masyarakat.
3.
Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam
membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.[6]
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan madrasah dengan masyarakat adalah: (1)
memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh
tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3)
menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan madrasah.[7]
F. Prinsip-Prinsip Hubungan
Madrasahdan Masyarakat
Adasejumlahprinsipyang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan
program hubungan
madrasah dan masyarakat yaitu:
1.
Keterpaduan (intergrating), yaitu keterkaitan antara
kepala sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan dengan yang lain.
2.
Berkesinambungan (contiinuiting), yaitu suatu proses yang
berkembang terus-menerus.
Madrasah/sekolah seharusnya memberi
informasi terus-menerus, dan sebaliknya, masyarakat ikut membantu sekolah
melalui pembentukan public-opinion agar image masyarakat tetap baik terhadap madrasah.
3.
Menyeluruh (coverage), yaitu bahwa penyajian
fakta-fakta kepada masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek. Jadi, semua aspek
hidup madrasah diperhatikan mulai dari kehidupan keagamaan sampai pada kehidupan ekonomi.
Untuk itu, setiap kegiatan
madrasah dapat dijelaskan melalui media massa, surat kabar sekolah, laporan berkala
dan sebagainya.
4.
Sederhana (symplicity), yaitu bahwa informasi yang
diberikan secara sederhana. Informasi itu dengan kata-kata yang mudah
dimengerti dan dengan rasa persahabatan. Jadi, yang penting ialah jelas,
menimbulkan rasa suka, mudah dimengerti.
5.
Konstruktif(constructiveness), yaitu bahwa informasi
itu dapat membentuk pendapat umum yang positif terhadap madrasah.
6.
Kesesuaian(adaptability),yaitu hendaknya program madrasah itu memperhatikan dan
menyesuaikan dengan masyarakat sekitarnya.
7.
Luwes (flexibility), yaitu program yang
sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi.[8]
G.
Teknik-Teknik
Hubungan Madrasah dengan
Masyarakat
Ada sejumlah teknik yang
kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1.
Teknik Tertulis
Hubungan antara
madrasah dan
masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan
meliputi:
a.
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada
permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib,
syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil
ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman
kanak-kanak (TK).
b.
Pamflet
Pamflet merupakan selembaran yang
biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar,
fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke
wali murid juga biasanya di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk
menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c.
Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada
selembaran kertas yang berisi informasi singkat
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di madrasah
atau pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi
di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
d.
Catatan berita gembira
Teknik ini
sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan
disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang
keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis diselembaran kertas
dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.
Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan
hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala madrasah atau guru dapat
membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing
anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.[9]
2.
Teknik Lisan
Hubungan madrasah
dengan masyarakat dapat juga dilakukan dengan lisan, yaitu:
a.
Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan
masyarakat, pihak madrasah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat.
Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya.
Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program
pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal
ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan madrasah
tersebut.
b.
Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan kerumah, pihak madrasah sesekali
juga memanggil orang tua murid datang ke madrasah. Setelah
datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga
tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan
pendidikan anaknya.
c.
Pertemuan
Dengan teknik ini berarti madrasah
mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah
atau hambatan yang dihadapi madrasah. Pertemuan ini
sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak
yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh
karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia
penyelenggara.[10]
3.
Teknik Peragaan
Hubungan madrasah
dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat
peragaan yang diselenggarakan madrasah. Peragaan yang
diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di pesantren
ketika mengadakan pengajian ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom
alfiyah. Pada kesempatan itu kepala madrasah atau guru atau
juga pengasuh kalau di pondok pesantren dapat menyampaikan program-program
peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam
merealisasikan program-program itu.[11]
4.
Teknik Elektronik
Seiring dengan
perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang
tua murid dan masyarakat pihak madrasah dapat menggunakan sarana elektronik,
misalkan dengan telepon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana
untuk promosi pendidikan.[12]
H.
Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pelaksanaan
Manajemen Hubungan Madrasah dengan
Masyarakat
1.
Tenaga Pelaksana
Sesuai
dengan konsep otonomi madrasah, kepala madrasah
memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan dengan
sistem administrasi pendidikan. Meski demikian, dalam pengambilan keputusan
perlu dilaksanakan secara demokratis, antara lain dengan melibatkan semua pihak
khususnya guru dan orang tua peserta didik; membentuk pengambil keputusan dalam
hal-hal yang relevan dengan tugasnya; serta menjamin kerja sama dengan
masyarakat dan dunia kerja.
Kepala
madrasah
dan seluruh warganya harus menjadi learning person yang senantiasa
belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus.
Seluruh warga madrasah perlu memiliki
pengetahuan untuk meningkatkan prestasi, memahami dan melaksanakan berbagai
teknik. Untuk itu madrasah harus memiliki
sistem pengembangan sumber daya manusia yang diwujudkan melalui pelatihan atau
yang sejenis.
Sebagai ujung tombak
pelaksanaan hubungan madrasah dengan masyarakat, kepala madrasah harus dapat
menggerakkan seluruh komponen administrasi hubungan madrasah dengan masyarakat
untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi madrasah,
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat, untuk kemudian bersama-sama
mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.[13]
2.
Media Informasi
Dalam
pelaksanaan hubungan madrasah dengan
masyarakat, perlu adanya informasi yang jelas tentang program pendidikan dan
lainnya yang netral dan transparan, karena dari informasi tersebut seseorang
akan mengetahui kondisi madrasah. Informasi ini
diperlukan untuk keperluan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas madrasah.
Informasi yang amat penting untuk dimiliki madrasah,
antara lain berkenaan dengan kemampuan guru, prestasi peserta didik, alumni
madrasah, kepuasan orang tua dan peserta didik, serta visi dan misi madrasah.
Ada
beberapa media informasi yang dapat digunakan dalam hubungan madrasah
dengan masyarakat yang secara umum terbagi menjadi dua, yaitu media langsung
dan media tidak langsung. Yang tergolong
media langsung adalah seperti:
a.
Rapat-rapat formal dalam rangka membahas
program madrasah dalam upaya
peningkatan kegiatandan peningkatanmutu pendidikan yang diselenggarakan madrasah
dan anggota komite madrasah.
b.
Pekan pendidikan.
c.
Kunjungan guru ke rumah siswa atau kunjungan
orang tua siswa ke madrasah.
Sedangkan
yang termasuk media tidak langsung adalah media tanpa tatap muka, yaitu bisa
berupa:
a.
Media cetak seperti buletin atau majalah madrasah,
koran, brosur dan lain-lain.
b.
Media elektronik seperti telepon, siaran radio
dan televisi, video dan lain-lain.[14]
3.
Lingkungan
Masyarakat
merupakan lingkungan sosial yang memiliki pengaruh terhadap sikap dan cara-cara
kerja para karyawan, guru-guru, bahkan kepala madrasah
sebagai tenaga pelaksana dalam administrasi hubungan madrasah
dengan masyarakat. Karena itu perlu dipelajari ciri-ciri dan sifat-sifat
masyarakat di lingkungan madrasah tersebut.
Isi
lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yang satu sama
lain saling berkaitan, yaitu:
a.
Fisik, teknologi, dan sumber daya manusia (physical,
technological, and human resources);
b.
Sistem hubungan keluargadalam masyarakat (relational
system in the community);
c.
Jaringan-jaringan organisasi (the network of
organizations);
d.
Cara-cara berpikir, kepercayaan dan nilai-nilai
(pattern of thought, belief, and values) yang ada dan dianut oleh
anggota masyarakat.
Untuk
dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka hubungan madrasah
dengan masyarakat dengan lebih efektif, maka kepala madrasah
dan para guru perlu memahami dan mempelajari keempat isi lingkungan sosial
tersebut pada lingkungan masyarakat di mana madrasah
itu berada.
Masyarakat
Indonesia misalnya, dilihat dari sisi lingkungan sosialnya adalah masyarakat
yang heterogen. Setiap daerah dan wilayah memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Masyarakat daerah pegunungan yang didominasi oleh golongan petani
tentunya berbeda dengan masyarakat daerah pesisir yang kebanyakan adalah
nelayan. Demikian pula dengan masyarakat di kota-kota besar yang umumnya
merupakan pedagang, pengusaha atau karyawan berbeda dengan masyarakat di daerah
pelosok yang belum dijamah oleh kemajuan teknologi.Perbedaan isi lingkungan
sosial tersebut mempengaruhi dan mencerminkan adanya perbedaan dan pandangan
hidup, cara berpikir, dan persepsinya terhadap pendidikan sesuai dengan
lingkungan sosial masing-masing. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik
isi lingkungan sosial beserta prosesnya, diharapkan madrasah
dapat mengadaptasi kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama
antara madrasah dan masyarakat.[15]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Manajemen adalah prosesperencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber dayaorganisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
2.
Manajemen hubungan madrasah dan masyarakat adalah sebagai proses komunikasi antara madrasah
dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian kepada warga masyarakat
tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab
masyarakat dalam usaha memajukan madrasah.
3.
Perlunya hubungan madrasah dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan pemahaman masyarakat
terhadap madrasah; menilai program madrasah; mengembangkan kesadaran tentang
pentingnya pendidikan madrasah dalam era globalisasi; membangun dan memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap madrasah; memberitahu masyarakat tentang
pekerjaan madrasah; mengerahkan dukungan
dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program madrasah.
4.
Jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat:hubungan edukatif; hubungan
kultural; hubungan
institusional.
5.
Tujuan hubungan
madrasah dengan masyarakat: untuk mengembangkan mutu belajar dan
pertumbuhan peserta didik; untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan
masyarakat; untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah; serta untuk memajukan kualitas
pembelajaran peserta didik.
6.
Prinsip-prinsip hubungan madrasah dan masyarakat, antara lain:keterpaduan (intergrating); berkesinambungan (contiinuiting); menyeluruh (coverage); sederhana (symplicity); konstruktif(constructiveness); kesesuaian(adaptability); luwes (flexibility).
7.
Teknik-teknik hubungan madrasah dengan masyarakat, meliputi: teknik tertulis; teknik lisan; teknik peragaan; teknik
elektronik.
8.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat, antara lain: tenaga
pelaksana; media informasi; dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,AryH. 1996. Administrasi
Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.
Purwanto, M.Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.
Bafadhol,
Ibrahim. 2005. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Bumi Aksara.
Soekarto,
Indrafachrudi. 1994. Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua Murid
dan Masyarakat. Malang: IKIP.
Dahlan, Taufiq. 2003. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah. Jakarta:Departemen
Agama RI,Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Masputri,Serly. Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan
Masyarakat. dalam
"http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html"
diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
Susianto, Jefri Irawan. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat.
dalam
"http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/manajemen-hubungan-madrasah-dengan_24.html"
diunggah pada Kamis, 17 April 2014.
Aprilia, Linda. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat. dalam
"http://penalinda01.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-hubungan-madrasah-dengan.html"
diunggah pada Sabtu, 20 Desember 2014.
[1]Serly
Masputri, Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat, dalam "http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html"
diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
[3]Jefri Irawan Susianto, Manajemen Hubungan Madrasah dengan
Masyarakat, dalam http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/manajemen-hubungan-madrasah-dengan_24.htmldiunggah pada Kamis, 17 April 2014.
[4]M.Ngalim
Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan(Bandung:Remaja
Rosdakarya, 1987),hlm. 195.
[8]Serly
Masputri, Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat, dalam
"http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html"
diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
[9]Ibrahim
Bafadhol, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman
Kanak-kanak(Jakarta: Bumi
Aksara,2005),hlm.63.
[10]IndrafachrudiSoekarto,Bagaimana
Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua Murid dan Masyarakat(Malang:IKIP,
1994), hlm. 69.
[11]Ibrahim
Bafadhol, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak(Jakarta: Bumi Aksara,2005),hlm.69.
[12]Linda Aprilia, Manajemen Hubungan Madrasah
dengan Masyarakat, dalam http://penalinda01.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-hubungan-madrasah-dengan.html diunggah pada Sabtu, 20 Desember 2014.
[13]Taufiq
Dahlan,Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah(Jakarta:Departemen Agama
RI,Dirjen Kelembagaan Agama Islam,2003), hlm. 18.
[15]M.Ngalim
Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan(Bandung:Remaja Rosdakarya,
1987),hlm. 197-198.