Senin, 22 Mei 2017

menejemen humas Madrasah /LPI



MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH/PESANTREN DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
                 M A K A L A H    
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Manajemen Pendidikan Islam "
Dosen Pengampu :
DR .Afiful Ikhwan,M.Pd.I

Oleh  :
ENY MAHMUDAH
(2014471969)
RAHMATUL LAELI SHOLIKAH
(20144711007)
SULIKAH FISYENI
(20144711012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMMUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1.      Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag .
2.      Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak AfifulIkhwan, M.Pd.I .
3.      Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Madrasah merupakan suatu sistem sosial yang memperoleh input sumber daya (sumber daya manusia, siswa financial dan lain-lain) dari lingkungan yang selanjutnya diproses di madrasah dan akhirnya menghasilkan output yang akan dikembalikan ke masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa madrasah merupakan organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berkembang dan mencapai kemajuan tanpa keterlibatan dari lingkungan. Madrasah merupakan organisasi yang tidak terpisahkan dari lingkungan.     
Madrasah merupakan suatu organisasi, bahwa organisasi memperoleh input dari lingkungan, melakukan proses transformasi kemudian menghasilkan output. Model system seperti ini merupakan model sistem terbuka yang memandang organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga tergantung  pada organisasi itu sendiri.           


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajemen?
2.      Apa pengertianmanajemen hubungan madrasah dan masyarakat?
3.      Apa perlunya hubungan madrasah dengan masyarakat?
4.      Sebutkan jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat?
5.      Apa tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat?
6.      Apa saja prinsip-prinsip hubungan madrasahdan masyarakat?
7.      Sebutkan teknik-teknik hubungan madrasah dengan masyarakat?
8.      Apa faktor-faktor yangmempengaruhi pelaksanaan manajemen hubungan madrasahdengan masyarakat?


C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian manajemen.
2.      Untuk mengetahui pengertian manajemen hubungan madrasah dan masyarakat.
3.      Untuk mengetahuiperlunya hubungan madrasah dengan masyarakat.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat.
5.      Untuk mengetahui tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat.
6.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip hubungan madrasahdan masyarakat.
7.      Untuk mengetahui teknik-teknik hubungan madrasah dengan masyarakat.
8.      Untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi pelaksanaan manajemen hubungan madrasahdengan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen
Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner dalam bukunya yang berjudul Management adalah prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[1]
                                       
B.     Pengertian Manajemen Hubungan Madrasahdan Masyarakat
Secara etimologis, hubungan madrasah dan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa inggris“Public School Relation”yang berarti hubungan madrasah dan masyarakat adalah sebagai hubungan timbalbalik antara organisasi (madrasah) dengan masyarakat/lingkungan yang terkait.
Hubungan madrasah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara madrasah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian kepada warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan madrasah.[2]

C.    Perlunya Hubungan Madrasah dengan Masyarakat
Dalam mewujudkan visi dan misi madrasah sesuai dengan paradigma baru manajemen pendidikan, maka diperlukan revitalisasi hubungan madrasah dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini penting karena madrasah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dalam melaksanakan program tersebut.

Hubungan madrasah dengan masyarakat dimaksudkan untuk:
1.        Mengembangkan pemahaman masyarakat terhadap madrasah.
2.        Menilai program madrasah.
3.        Mempersatukan orang tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik.
4.        Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan madrasah dalam era globalisasi.
5.        Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap madrasah.
6.        Memberitahu masyarakat tentang pekerjaan madrasah.
7.        Mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program madrasah.[3]

D.    Jenis-Jenis Hubungan Madrasahdengan Masyarakat
Hubungan madrasah dengan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan,yaitu:
1.        Hubungan Edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerja sama antara madrasah dan masyarakat khususnya orang tua siswa dalam hal mendidik siswa tersebut. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri siswa. Antara madrasah yang diwakili guru dan orang tua tidak saling berbeda dan berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada siswa. Juga kerja sama dalam usaha pemenuhan fasilitas yang diperlukan untuk belajar baik di madrasah maupun di rumah, pemecahan masalah yang menyangkut kesulitan belajar maupun kenakalan anak-anak.
Pelaksanaan program-program madrasah memerlukan partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik. Masyarakat dan orang tua tidak hanya mendukung melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite madrasah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas madrasah. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk memberikan bantuan dan pemikiran serta menjadi narasumber pada berbagai kegiatan peningkatan kualitas pembelajaran di madrasah. Masyarakat dan orang tua juga secara aktif terlibat dalam proses kontrol kualitas hasil belajar siswa dan pengelolaan madrasah secara umum.
Hubungan ini dapat direalisasikan antara lain dalam bentuk komite madrasah. Dalam sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)/Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), semua kebijakan dan program madrasah ditetapkan oleh komite madrasah yang merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari para anggota yang terdiri dari wakil pejabat pendidikan daerah, kepala madrasah, perwakilan guru, perwakilan orang tua/wali siswa, perwakilan tokoh masyarakat setempat, pengusaha dan pejabat daerah di mana madrasah itu berada. Komite madrasah inilah yang sangat berperan menetapkan segala kebijakan berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku di daerah mana madrasah itu berada. Komite madrasah juga merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan madrasah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan madrasah yang telah disepakati.
Hubungan ini bisa pula direalisasikan dalam bentuk hubungan individual, yaitu dengan melakukan kunjungan oleh guru ke rumah orang tua siswa atau sebaliknya. Atau dapat pula dalam bentuk pertemuan antara guru-guru dengan para orang tua siswa per kelas untuk mengadakan dialog terbuka mengenai permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi baik di madrasah maupun dalam keluarga.
2.       Hubungan Kultural
Yang dimaksud dengan hubungan kultural adalah usaha kerja sama antara madrasah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat di mana madrasah itu berada. Hal ini berkaitan dengan keberadaan madrasah sebagai lembaga yang diharapkan dapat menjadi barometer bagi maju mundurnya kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan sebagainya dari masyarakat lingkungan madrasah tersebut. Bahkan madrasah diharapkan menjadi tempat terpencarnya norma-norma kehidupan seperti norma agama, etika, sosial, estetika dan sebagainya.
Untuk itu diperlukan adanya hubungan kerja sama yang fungsional antara kehidupan madrasah dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan kurikulum madrasah pun sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula dengan pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan hubungan kerja sama ini, madrasah dianjurkan untuk mengerahkan siswanya dalam membantu kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan masyarakat. Seperti gotong royong bersama warga setempat dalam pembangunan jalan, perbaikan irigasi, penyelenggaraan perayaan hari besar nasional dan keagamaan, maupun dengan pementasan kesenian daerah. Madrasah juga diharuskan membantu menyediakan ruangan untuk kepentingan rapat-rapat, perayaan-perayaan, dan kelompok-kelompok belajar yang ada di masyarakat di sekitar madrasah tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti ini mengandung pendidikan terhadap siswa untuk berpartisipasi dan turut bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya.
3.        Hubungan Institusional
Hubungan institusional merupakan hubungan kerja sama antara madrasah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lainnya baik pemerintah maupun swasta, seperti hubungan kerja sama antara madrasah dengan madrasah lainnya, antara madrasah dengan kepala pemerintahan setempat, atau dengan perusahaan swasta dan organisasi kemasyarakatan tertentu.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari berbagai macam golongan, status sosial dan pekerjaan sangat membutuhkan adanya hubungan kerja sama seperti ini. Dengan adanya hubungan kerja sama ini, madrasah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga tersebut baik berupa tenaga pengajar, pemberian ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan kurikulum, maupun bantuan berupa fasilitas dan alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran pelaksanaan program madrasah.
Realisasi hubungan kerja sama ini seperti kerja sama madrasah dengan instansi kesehatan dalam penyelenggaraan Unit Kesehatan Sekolah, kerja sama dengan pihak kepolisian dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang penyakit masyarakat, kerja sama dengan organisasi kepemudaan seperti Pramuka dalam usaha mengembangkan minat dan bakat siswa, dan lain-lain.
Dengan dilaksanakannya ketiga jenis hubungan madrasah dengan masyarakat tersebut, diharapkan madrasah tidak lagi selalu ketinggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang selalu berkembang. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, jika madrasah tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, maka madrasah akan tercecer dan terisolasi dari masyarakat sehingga fungsinya akan lebih sebagai “penjaraintelek” daripada lembaga pengembangan keilmuan. Adanya hubungan madrasah dengan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar yang berlaku di madrasah mengalami perubahan, dari proses belajar dengan cara memberikan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Dalam proses ini madrasah tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pemecahan masalah, tetapi justru yang lebih penting adalah mengidentifikasi, mengerti dan merumuskan kembali masalah tersebut. Siswa dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan datang di mana mereka akan hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka dewasa.[4]


E.     Tujuan Hubungan Madrasahdengan Masyarakat
Hubunganmadrasah dengan masyarakat merupakanbentuk komunikasieksternalyang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan.
Tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat dapat ditinjau dari dua dimensi yaitu  kepentingan madrasah dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kepentingan madrasah, adalah bertujuan untuk:
1)        Memelihara kelangsungan hidup madrasah.
2)        Meningkatkan mutu pendidikan di madrasah.
3)        Memperlancarkegiatan pembelajaran.
4)        Memperolehbantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program-program madrasah.
Sementara berdasarkan kebutuhan masyarakat adalah:
1)        Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2)        Memperoleh kemajuan madrasah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
3)        Menjamin relevansi program madrasah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
4)        Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang terampil, makin meningkat kemampuannya dan ketakwaannya.[5]
Menurut Elsbree dan McNally, berbagai tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat seperti disebutkan di atas dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi tiga tujuan pokok yaitu:
1.        Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
2.        Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
3.        Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.[6]
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan madrasah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan madrasah.[7]
                                          
F.     Prinsip-Prinsip Hubungan Madrasahdan Masyarakat
Adasejumlahprinsipyang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan program hubungan madrasah dan masyarakat yaitu:
1.        Keterpaduan (intergrating), yaitu keterkaitan antara kepala sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan yang lain.
2.        Berkesinambungan (contiinuiting), yaitu suatu proses yang berkembang terus-menerus. Madrasah/sekolah seharusnya memberi informasi terus-menerus, dan sebaliknya, masyarakat ikut membantu sekolah melalui pembentukan public-opinion agar image masyarakat tetap baik terhadap madrasah.
3.        Menyeluruh (coverage), yaitu bahwa penyajian fakta-fakta kepada masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek. Jadi, semua aspek hidup madrasah diperhatikan mulai dari kehidupan keagamaan sampai pada kehidupan ekonomi. Untuk itu, setiap kegiatan madrasah dapat dijelaskan melalui media massa, surat kabar sekolah, laporan berkala dan sebagainya.
4.        Sederhana (symplicity), yaitu bahwa informasi yang diberikan secara sederhana. Informasi itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan dengan rasa persahabatan. Jadi, yang penting ialah jelas, menimbulkan rasa suka, mudah dimengerti.
5.        Konstruktif(constructiveness), yaitu bahwa informasi itu dapat membentuk pendapat umum yang positif terhadap madrasah.
6.        Kesesuaian(adaptability),yaitu hendaknya program madrasah itu memperhatikan dan menyesuaikan dengan masyarakat sekitarnya.
7.        Luwes (flexibility), yaitu program yang sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi.[8]

G.    Teknik-Teknik Hubungan Madrasah dengan Masyarakat
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1.        Teknik Tertulis
Hubungan antara madrasah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
a.    Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
b.    Pamflet
Pamflet merupakan selembaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga biasanya di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
c.    Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selembaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di madrasah atau pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.

d.   Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis diselembaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.    Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala madrasah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.[9]
2.        Teknik Lisan
Hubungan madrasah dengan masyarakat dapat juga dilakukan dengan lisan, yaitu:
a.     Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak madrasah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan madrasah tersebut.
b.    Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan kerumah, pihak madrasah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke madrasah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.

c.     Pertemuan
Dengan teknik ini berarti madrasah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi madrasah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.[10]
3.        Teknik Peragaan
Hubungan madrasah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan madrasah. Peragaan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di pesantren ketika mengadakan pengajian ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom alfiyah. Pada kesempatan itu kepala madrasah atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok pesantren dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.[11]
4.        Teknik Elektronik
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak madrasah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telepon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.[12]



H.    Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pelaksanaan Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat
1.        Tenaga Pelaksana
Sesuai dengan konsep otonomi madrasah, kepala madrasah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan dengan sistem administrasi pendidikan. Meski demikian, dalam pengambilan keputusan perlu dilaksanakan secara demokratis, antara lain dengan melibatkan semua pihak khususnya guru dan orang tua peserta didik; membentuk pengambil keputusan dalam hal-hal yang relevan dengan tugasnya; serta menjamin kerja sama dengan masyarakat dan dunia kerja.
Kepala madrasah dan seluruh warganya harus menjadi learning person yang senantiasa belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus. Seluruh warga madrasah perlu memiliki pengetahuan untuk meningkatkan prestasi, memahami dan melaksanakan berbagai teknik. Untuk itu madrasah harus memiliki sistem pengembangan sumber daya manusia yang diwujudkan melalui pelatihan atau yang sejenis.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan hubungan madrasah dengan masyarakat, kepala madrasah harus dapat menggerakkan seluruh komponen administrasi hubungan madrasah dengan masyarakat untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi madrasah, kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat, untuk kemudian bersama-sama mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.[13]
2.        Media Informasi
Dalam pelaksanaan hubungan madrasah dengan masyarakat, perlu adanya informasi yang jelas tentang program pendidikan dan lainnya yang netral dan transparan, karena dari informasi tersebut seseorang akan mengetahui kondisi madrasah. Informasi ini diperlukan untuk keperluan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas madrasah. Informasi yang amat penting untuk dimiliki madrasah, antara lain berkenaan dengan kemampuan guru, prestasi peserta didik, alumni madrasah, kepuasan orang tua dan peserta didik, serta visi dan misi madrasah.
Ada beberapa media informasi yang dapat digunakan dalam hubungan madrasah dengan masyarakat yang secara umum terbagi menjadi dua, yaitu media langsung dan media tidak langsung. Yang tergolong media langsung adalah seperti:
a.    Rapat-rapat formal dalam rangka membahas program madrasah dalam upaya peningkatan kegiatandan peningkatanmutu pendidikan yang diselenggarakan madrasah dan anggota komite madrasah.
b.    Pekan pendidikan.
c.    Kunjungan guru ke rumah siswa atau kunjungan orang tua siswa ke madrasah.
Sedangkan yang termasuk media tidak langsung adalah media tanpa tatap muka, yaitu bisa berupa:
a.    Media cetak seperti buletin atau majalah madrasah, koran, brosur dan lain-lain.
b.    Media elektronik seperti telepon, siaran radio dan televisi, video dan lain-lain.[14]
3.        Lingkungan
Masyarakat merupakan lingkungan sosial yang memiliki pengaruh terhadap sikap dan cara-cara kerja para karyawan, guru-guru, bahkan kepala madrasah sebagai tenaga pelaksana dalam administrasi hubungan madrasah dengan masyarakat. Karena itu perlu dipelajari ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat di lingkungan madrasah tersebut.
Isi lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu:
a.    Fisik, teknologi, dan sumber daya manusia (physical, technological, and human resources);
b.    Sistem hubungan keluargadalam masyarakat (relational system in the community);
c.    Jaringan-jaringan organisasi (the network of organizations);
d.   Cara-cara berpikir, kepercayaan dan nilai-nilai (pattern of thought, belief, and values) yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka hubungan madrasah dengan masyarakat dengan lebih efektif, maka kepala madrasah dan para guru perlu memahami dan mempelajari keempat isi lingkungan sosial tersebut pada lingkungan masyarakat di mana madrasah itu berada.
Masyarakat Indonesia misalnya, dilihat dari sisi lingkungan sosialnya adalah masyarakat yang heterogen. Setiap daerah dan wilayah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masyarakat daerah pegunungan yang didominasi oleh golongan petani tentunya berbeda dengan masyarakat daerah pesisir yang kebanyakan adalah nelayan. Demikian pula dengan masyarakat di kota-kota besar yang umumnya merupakan pedagang, pengusaha atau karyawan berbeda dengan masyarakat di daerah pelosok yang belum dijamah oleh kemajuan teknologi.Perbedaan isi lingkungan sosial tersebut mempengaruhi dan mencerminkan adanya perbedaan dan pandangan hidup, cara berpikir, dan persepsinya terhadap pendidikan sesuai dengan lingkungan sosial masing-masing. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik isi lingkungan sosial beserta prosesnya, diharapkan madrasah dapat mengadaptasi kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama antara madrasah dan masyarakat.[15]




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Manajemen adalah prosesperencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayaorganisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2.      Manajemen hubungan madrasah dan masyarakat adalah sebagai proses komunikasi antara madrasah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian kepada warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan madrasah.
3.      Perlunya hubungan madrasah dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan pemahaman masyarakat terhadap madrasah; menilai program madrasah; mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan madrasah dalam era globalisasi; membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap madrasah; memberitahu masyarakat tentang pekerjaan madrasah; mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program madrasah.
4.      Jenis-jenis hubungan madrasahdengan masyarakat:hubungan edukatif; hubungan kultural; hubungan institusional.
5.      Tujuan hubungan madrasah dengan masyarakat: untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan peserta didik; untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat; untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah; serta untuk memajukan kualitas pembelajaran peserta didik.
6.      Prinsip-prinsip hubungan madrasah dan masyarakat, antara lain:keterpaduan (intergrating); berkesinambungan (contiinuiting); menyeluruh (coverage); sederhana (symplicity); konstruktif(constructiveness); kesesuaian(adaptability); luwes (flexibility).
7.      Teknik-teknik hubungan madrasah dengan masyarakat, meliputi: teknik tertulis; teknik lisan; teknik peragaan; teknik elektronik.
8.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain: tenaga pelaksana; media informasi; dan lingkungan.




DAFTAR PUSTAKA

Gunawan,AryH. 1996. Administrasi Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.
Purwanto, M.Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Bafadhol, Ibrahim. 2005. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak. Jakarta: Bumi Aksara.
Soekarto, Indrafachrudi. 1994. Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua Murid dan Masyarakat. Malang: IKIP.
Dahlan, Taufiq. 2003. Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah. Jakarta:Departemen Agama RI,Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Masputri,Serly. Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. dalam "http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html" diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
Susianto, Jefri Irawan. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat. dalam "http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/manajemen-hubungan-madrasah-dengan_24.html" diunggah pada Kamis, 17 April 2014.
Aprilia, Linda. Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat. dalam "http://penalinda01.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-hubungan-madrasah-dengan.html" diunggah pada Sabtu, 20 Desember 2014.




[1]Serly Masputri, Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat, dalam "http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html" diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
[2]AryH.Gunawan, Administrasi Sekolah(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 99-100.
[3]Jefri Irawan Susianto, Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat, dalam http://jefriirawansusianto.blogspot.co.id/2014/04/manajemen-hubungan-madrasah-dengan_24.htmldiunggah pada Kamis, 17 April 2014.
[4]M.Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1987),hlm. 195.
[5]Ibid, hlm. 190-192.
[6]Ibid, hlm. 195.
[7]E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 50.
[8]Serly Masputri, Makalah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat, dalam "http://serlym.blogspot.co.id/2012/11/makalah-manajemen-hubungan-sekolah-dan.html" diunggah pada Minggu, 25 November 2012.
[9]Ibrahim Bafadhol, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak(Jakarta: Bumi Aksara,2005),hlm.63.
[10]IndrafachrudiSoekarto,Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua Murid dan Masyarakat(Malang:IKIP, 1994), hlm. 69.
[11]Ibrahim Bafadhol, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-kanak(Jakarta: Bumi Aksara,2005),hlm.69.
[12]Linda Aprilia, Manajemen Hubungan Madrasah dengan Masyarakat, dalam http://penalinda01.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-hubungan-madrasah-dengan.html diunggah pada Sabtu, 20 Desember 2014.
[13]Taufiq Dahlan,Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah(Jakarta:Departemen Agama RI,Dirjen Kelembagaan Agama Islam,2003), hlm. 18.
[14]Ibid, hlm.19.
[15]M.Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1987),hlm. 197-198.